Belajar dari mualaf adalah belajar kembali memaknai keislaman kita. Kita lihat salah satu contohnya tentang makna
bacaan basmalah dan hamdalah dalam kacamata seorang mualaf yang tinggal di Bandung, Charlet Veiby. Ia
mengungkapkan, “Dalam Islam, kita disuruh membaca Bismillahirrahmanirrahim didalam apa saja yang hendak dilakukan/dibuat sesuatu.
Terus segala bentuk kesombongan kita langsung diucapkan setelah sesuatu dengan kalimah dengan Alhamdulillahirabbil’alamin. Mungkin kalau bagi yang lain, yang sudah memeluk Islam sejak dari kecil atau dari lahir, tidak begitu bermakna ketika mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim atau
Alhamdulillahirabbil’alamin, tetapi bagiku, amat sangat bermakna. Rasanya sedih saja, soalnya mau ngangkat apa,
megang apa kalau tidak ada redho Allah, kita mau bagaimana? Sepintar apa pun kita, sehebat apa pun kita, Islam mengajarkan bahwa pujian itu hanya milik Allah.”
Satu hal menarik lainnya berkaitan dengan para mualaf adalah banyak di antara mereka yang lantas menjadi penggerak dakwah Islam yang andal. Ada yang tadinya mempelajari Islam untuk mengorek kelemaham-kelemahan Islam, tetapi justru menemukan hidayah dan kebenaran Islam sehingga ia pun malah menganut agama Islam dan menjadi aktivis dakwah. Sebut saja ibu Hj. Irene Handoko yang tadinya seorang biarawati kini giat menyampaikan kebenaran ajaran Islam melalui ceramah-ceramahnya.
bacaan basmalah dan hamdalah dalam kacamata seorang mualaf yang tinggal di Bandung, Charlet Veiby. Ia
mengungkapkan, “Dalam Islam, kita disuruh membaca Bismillahirrahmanirrahim didalam apa saja yang hendak dilakukan/dibuat sesuatu.
Terus segala bentuk kesombongan kita langsung diucapkan setelah sesuatu dengan kalimah dengan Alhamdulillahirabbil’alamin. Mungkin kalau bagi yang lain, yang sudah memeluk Islam sejak dari kecil atau dari lahir, tidak begitu bermakna ketika mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim atau
Alhamdulillahirabbil’alamin, tetapi bagiku, amat sangat bermakna. Rasanya sedih saja, soalnya mau ngangkat apa,
megang apa kalau tidak ada redho Allah, kita mau bagaimana? Sepintar apa pun kita, sehebat apa pun kita, Islam mengajarkan bahwa pujian itu hanya milik Allah.”
Satu hal menarik lainnya berkaitan dengan para mualaf adalah banyak di antara mereka yang lantas menjadi penggerak dakwah Islam yang andal. Ada yang tadinya mempelajari Islam untuk mengorek kelemaham-kelemahan Islam, tetapi justru menemukan hidayah dan kebenaran Islam sehingga ia pun malah menganut agama Islam dan menjadi aktivis dakwah. Sebut saja ibu Hj. Irene Handoko yang tadinya seorang biarawati kini giat menyampaikan kebenaran ajaran Islam melalui ceramah-ceramahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar