(Sekarang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam Menyuruh Untuk Meriwayatkan Hadits)
Ketika Ali bin Abu Thahir pergi menuju Syam untuk menulis hadits yang ada di sana, ia menaruh catatan
tersebut di dalam sebuah kotak yang bagus. Ia menempuh perjalanan
dengan perahu. Namun, tiba-tiba perahunya oleng. Seketika saja ia
melemparkan kotak tersebut ke dalam lautan, sebentar kemudian perahu
yang ditumpanginya stabil kembali.
Setelah keluar dari perahu, ia beristirahat di tepi pantai selama tiga hari.
Kesempatan itu ia pergunakan untuk berdoa kepada Allah. Pada malam
ketiga ia sujud bersimpuh di hadapan Allah lalu berdoa, “Ya Allah,
sekiranya perjalananku ke Syam ini untuk mencari hadits semata-mata aku
lakukan karenaMu dan demi kecintaanku kepada RasulMu, maka tolonglah
aku, kembalikanlah kotakku yang berisi buku hadits itu.”
Ketika ia menengadahkan kepalanya ke langit, tiba-tiba ia melihat kotak tersebut berada di hadapannya. Kemudian ia tinggal di situ
beberapa saat. Orang-orang pun berdatangan untuk mendengarkan hadits,
namun ia tidak berkenan meriwayatkan hadits- hadits yang ada padanya.
Ali bin Abu Thahir berkata, “Suatu hari
aku memimpikan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan Ali radhiallahu
‘anhu menyertai beliau. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
‘Wahai Ali, Siapakah yang diperlakukan Allah sebagaimana Dia
memperlakukanmu di tepi sebuah laut? Janganlah ia engkau cegah dari meriwayatkan hadits-haditsku.”
Ali bin Abu Thahir berkata, “Sejak itu aku bertaubat kepada Allah karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengajakku agar aku meriwayatkan hadits.” (As-Siyar 14/87.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar